Kamis, 08 April 2010

KONSEP BIAYA PRODUKSI



Nama : SUGIANTO
NPM : 364 099 42
Kelas : 1 ID 05


BIAYA PRODUKSI


I. Pengertian Biaya produksi
Untuk menghasilkan produk baik berupa barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor produksi yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang.
Menurut Sherman Rosyidi, biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha ,atau bisa diartikan biaya apa saja yang diperlukan untuk membuat suatu produk, baik berupa barang maupun jasa.
Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
• Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk membeli atau menyewa jasa-jasa faktor produksi yang dibutuhkan dalam berproduksi. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung,dll.
• Biaya implicit adalah biaya yang tidak terlihat.
Biaya implicit ini tidak dikeluarkan langsung dari kas perusahaan. Biaya implicit diperhitungkan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan.
Contoh: Penggunaan gedung milik perusahaan sendiri.







Jenis-Jenis Biaya Produksi

a. Berdasarkan Periode Produksi
Periode produksi dalam perusahaan dibagi menjadi:
1. Biaya Jangka Pendek
1) Biaya Tetap (Fixed Cost, FC)
Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya tetap dalam proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak berubah walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik atau turun). Keseluruhan biaya tetap disebut biaya total (total fixed cost,TFC).











2) Biaya Variable (Variable Cost, VC)
Biaya variable atau sering disebut biaya variable total (total variable cost, TVC) adalah jumlah biaya produksi yang berubah menurut tinggi rendahnyajumlah output yang akan dihasilkan. Semakin besar output atau barang yang akan dihasilkan, maka akan semakin besar pula biaya variable yang akan dikeluarkan.










3) Biaya Total ( Total Cost, TC)
Biaya total adalah keseluruhan biaya yang terjadi pada produksi jangka pendek. Biaya total diperoleh dari :
TFC = Biaya tetap
TVC = Biaya variable



4) Biaya Rata-Rata
Biaya rata-rata terdiri dari:
a) Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost, AFC) adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan. Rumus AFC adalah
Keterangan:
TC = Total Cost
Q = Quantity
Besar kecilnya AFC tergantung dari jumlah barang yang dihasilkan. Artinya, jika barang yang dihasilkan semakin banyak, maka AFC akan semakin kecil (berbanding terbalik). Hal ini juga mengisyaratkan bahwa pada unit produksi yang banyak AFC akan terlihat besar, sedangkan pada unit produksi yang banyak AFC akan kecil jumlahnya. Kurva AFC bergerak dari sisi kiri atas kanan bawah.



b) Biaya variable rata-rata (Average Variable Cost, AVC) adalah biaya variable satuan unit produksi. Rumusnya:
keterangan:
TVC = total variable cost
Q = quantity
Kurva AVC akan menurun karena tergantung kepada besar kecilnya output (Q).


c) Biaya total rata-rata (Average Cost, AC)
adalah biaya persatuan unit output ( produksi)





5) Biaya Marginal (Marginal Cost, MC)
Biaya Marginal adalah perubahan biaya total akibat penambahan satu unit output (Q). Biaya marginal timbul akibat pertambahan satu unit output sehingga dapat dirumuskan:




Oleh karena tambahan produksi satu unit output tidak akan menambah atau mengurangi biaya produksi tetap (TFC), maka tambahan biaya marginal ini akan menambah biaya variable total (TVC).

2. Biaya Jangka Panjang
Jangka panjang dalam hal ini tidak terkait dengan waktu. Penyebutan jangka panjang oleh para ekonom menandai suatu proses produksi dimana sumber daya yang digunakan tidak ada lagi yang bersifat tetap. Semua sumber daya yang digunakan dalam proses produksi bersifat variable atau jumlahnya dapat berubah-ubah.
Produksi dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk mengubah skala produksi (tingkat produksi) dengan cara mengubah, baik mengubah maupun mengurangi jumlah sumberdaya. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya yang ditimbulkan. Dalam jangka panjang hanya dikenal biaya total rata-rata (ATC).



b. Berdasarkan Biaya Total dan Biaya Rata-Rata
1) Biaya-Biaya Total
Terdiri dari :
 Total biaya tetap (TFC)
 Total biaya variable (TVC), dan
 Total biaya (TC).
Contoh:
Output
(1) TFC
(2) TVC
(3) TC
(4)
0 100 0 100
1 100 50 150
2 100 75 175
3 100 90 190
4 100 120 220
5 100 125 225

Bila digambarkan akan terlihat sebagai berikut



2) Biaya Rata-Rata
Merupakan biaya yang terjadi per satuan output. Baik biaya tetap, biaya variable, maupun biayatotal memiliki biaya rata-rata. Biaya rata-rata untuk biaya tetap adalah rata-rata biaya tetap (AFC), untuk biaya variable adalah rata-rata biaya variable (AVC), dan untuk biaya total adalah rata-rata biaya total (ATC).




II. Penerimaan

Untuk memperoleh keuntungan, produsen selalu membandingkan biaya produksi dengan penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan outputnya. Ada beberapa konsep penerimaan yang penting untuk keperluan analisis.
1. Total Penerimaan (Total Revenue. TR)
Merupakan penerimaan total produsen yang diperoleh dari hasil penjualn outputnya. Total penerimaan diperoleh dengan memperhitungkan output dikalikan harga jualnya.


2. Penerimaan Rata-Rata (Average Reveneu, AR)
Adalah penerimaan produsen per unit dari output yang dijualnya.


3. Penerimaan Marginal (Marginal Reveneu, MR)
Merupakan kenaikan dari total penerimaan yang disebabkan oleh tambahan penjualan satu unit output.








III. Analisis Untung ,Rugi
Dengan membandingkan Total Revenue (total penerimaan) dan Total Cost,(total biaya yang sudah dikeluarkan) maka ada 3 (tiga) kemungkinan yang akan terjadi, yaitu:
1) Bila TR > TC suatu perusahaan akan memperoleh laba,atau keuntungan .
2) Bila TR = TC artinya akan diperoleh break event point (titik impas), yaitu suatu titik yang menggambarkan perusahaan tidak untung dan tidak rugi.biasa dipakai untuk dasar perhitungan harga jual barang dan prosentase keuntungan (profit margin)
3) Bila TR < TC suatu perusahaan akan mengalami kerugian.

DEPRESIASI dan PAJAK PENDAPATAN

1.2 KONSEP dan TERMINOLOGI DEPRESIASI
Depresiasi adalah penurunan nilai fisik barang dengan berlalunya waktu dan penggunaan.
Secara specific lagi Depresiasi adalah Konsep akutansi yang menentukan suatu deduksi tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak,dengan demikian efek waktu dan penggunaan atas nilai asset dapat direfleksikan di dalam laporan keuangan perusahaan.

Ketentuan dasar Barang yang bisa diDepresiasi:
1.Harus digunakan dalam bisnis atau untuk menghasilkakn pendapatan.
2.Harus mempunyai Umur efektif yang dapat ditentukan dan umur tersebut harus lebih dari satu tahun.
3.Harus merupakan sesuatu yang dapat dipakai sampai aus,rusak,diperbaiki,menjadi tidak terpakai,atau nilainya hilang karena alsan –alasan umum.
4.Bukan merupakan inventory,stock dalam perdagangan atau barang investasi.


1.2.1 Metode Depresiasi dan keterkaitan Jangka Waktu.
1.Sebelum 1981 (system klasic atau Historis)
A.Straight Line (SL)
B.Declining Balance (DB)
C. Sum Of Years Digits (SYD)

2.Setelah 1980~1987
.Accelerated Cost Recovery (ACRS)
Di implementasikan Oleh (ERTA) Economic Recovery Tac Act 1981.

3.Setelah 1986
.Modified Accelerated Cost Recovery (MACRS)
Di implementasikan untuk barang-barang berwujud.


1.2.2 Definisi Tambahan:
Adjusted (Cost)Basic
Basis biaya Orisinal dari asset,disesuaikan dengan kenaikan atau penurunan yang diizinkan yang digunakan untuk menghitung deduksi depresiasi,dan deplesiasi.
Basis /Cost Basic
Biaya mula-mula dari mengakuisisi asset(harga pembelian ditambah pajak penjualan)
Nilai Buku(Book Value-BV)
Nilai depresiasi barang yang ditunjukkan dalam laporan akuntasi perusahaan.
Nilai Pasar (Market Value-MV)
Jumlah yang bersedia dibayar oleh pembeli kepada penjual untuk suatu barang dimana masing –masing mempunyai keunggulan yang sama dan tidak ada tekanan untuk membeli atau menjual.MV memperkirakan nilai sekarang (present value).
Periode Pemulihan(Recovery Period)
Jumlah tahun yang Mana basis barang telah dipulihkan melalui proses akuntansi.
Tingkat Pemulihan (Recovery Rate)
Suatu presentase (dinyatakan dalam bentuk Desimal) untuk masing-2 periode pemulihan.
Nilai sisa (Salvage Value-SV)
Estimasi nilai suatu barang pada akhir umur efektivenya .SV merupakan ekspektasi harga penjualan dari suatu barang apaila asset tersebut tidak produktif lagi digunakan oleh pemiliknya.\
Umur Efektif(Useful Life)
Harapan (estimasi)jangka waktu penggunaan suatu barang dalam perdagangan atau bisnis untuk menghasilkan pendapatan.kadang mengacu pada umur depresiasi (depreciable life).



1.3 Metode Depresiasi :
1.3.1.Metode Garis Lurus (Straight Line-SL)
dk=(B-SVN)N

N = Umur depresiasi asset dalam tahun
B = Harga beli dari Asset (cost basis),termasuk penyesuaian yang diizinkkan.
Dk = Deduksi depresiasi tahunan dalam tahun.k (1≤ k ≤ N)
BVk = Nilai buku pada akhir tahun ,k.
SVN =Estimasi nilai sisa pada akhir tahun ,N
dk = Kumulatif depresiasi sepanjang tahun k

1.3 2.Metode KeseimbanganMenurun (Declining Balance-DB)
1.3.3.Metode Jumlah-Angka-Tahun (Sum-Of the Year-Digits -SYD)
1.3.4.Metode Keseimbangan Menurun yang dialihkan ke Garis Lurus.
1.3.5.Metode Produksi Unit.


1.4 Modified Accelerated Cost Recovery System (MACRS)
Faktor yang diperlukan=
1.Cost Basis (B)
2 Tanggal Barang tersebut digunakan.
3.Kelas Barang dan periode pemulihan.
4.Menggunakan metode depresiasi MACRS (GDS atau ADS)
5.Konversi waktu yang digunakan (1/2 tahun)


1.4.1 Kelas Barang dan Periode Pemulihan.
Dengan GDS (General Depreciation System) informasi dasar tentang kelas barang dan periode pemulihan sbb:
1.Kebanyakan barang pribadi tangible diberikan untuk 1 dari 6 kelas barang pribadi.
(3-,5-,7-.10-,15-, dan 20-,tahun barang)
2.Barang Riil diberikan untuk 2 kelas nonresidential dan barang sewa residential.
3.Periode pemulihan untuk GDS adalah 39 tahun untuk barang riil dan 27.5 tahun untuk barang sewa.


1.4.2 Metode Depresiasi,Konvensi Waktu dan Tingkat Pemulihan.
1.Kelas Barang Pribadi GDS 3-,5-,7-,dan 10-,tahun,Metode keseimbangan Menurun (DB) 200%.
2.Kelas Barang Pribadi GDS 15-,dan 20- tahun,Metode DB 50 %.
3.Kelas Barang Riil nonresidential dan Residential GDS. Periode SL terhadap pemulihan GDS tetap.
4.ADS Meode SL untuk barang pribadi dan barang Riil terhadap periode pemulihan ADS tetap.



1.7.1 PERBEDAAN ANTARA JENIS-JENIS PAJAK YANG BERBEDA.

1.Pajak Pendapatan.(Income Taxes)
Dinilai suatu fungsi dari pendapatan kotor (Gross revenue) dikurangi deduksi yang diizinkan ,dilakukan oleh pemerintah federal atau kota madya.
2.Pajak Properti.(Properti Taxes)
Dinilai dari suatu fungsi dari nilai barang itu sendiri,seperti tanah,gedung peralatan dsb.dan tingkat pajak yang digunakan.hal ini terlepas dari pendapatan atau laba perusahaan.
dilakukan oleh pemerintah federal atau kota madya,kabupaten.
3.Pajak Penjualan.(Sales Taxes)
Dinilai berdasarkan pembelian barang dan atau jasa. Terlepas dari pendapatan (Income) dan laba kotor. Dilakukan oleh pemerintah federal atau kota madya,kabupaten.
Berkaitan dengan Ekonomi Teknik ditambahkan ke barang yang di beli.

4.Pajak Pembelian.(Excise Taxes)
Dinilai berdasarkan penjualan barang,jasa . dianggap tidak penting.biasanya di bebankan ke pabrik atau pengecer asli.biayanya dikenai kepada si pembeli barang atau jasa.


1.7.2 MINIMUM SEBELUM PAJAKdan SESUDAH PAJAK TINGKAT PENGEMBALIAN (RATE OF RETURN) yang MENARIK.

(MARR sebelum Pajak) [(1 Effective Income Tax Rate)]≅ MARR setelah Pajak
Sehingga:
MARR sebelum Pajak = MARR setelah Pajak
(1-Effective income tax rate)

1.7.3 PENDAPATAN KORPORAT (Perusahaan Bisnis) yang Kena Pajak.
Pada setiap Akhir tahun pajak ,korporat harus menghitung pendapatan bersih sebelum pajak (yaitu yang kena pajak) atau kerugian.

Pendapatan Kena Pajak = Pendapatan kotor – semua pengeluaran kecuali
(investasi modal,deduksi,depressiasi)

Net Income After taxes = { pendapatan kena pajak(NIBT)}-Pajak pendapatan.
1.8 TINGKAT PAJAK PENDAPATAN PERUSAHAAN EFEKTIF (Marjinal)
Struktur tingkat Pajak pendapatan perusahaan Marginal dapat bervariasi dari 15% ~ 39 %.

1.9 UNTUNG (RUGI) ATAS SISA ASET.
Apabila Aset yang didepresiasi (Barang Pribadi tangible dan Barang Riil).

1.10.PROSEDUR UMUM UNTUK MEMBUAT ANALISIS EKONOMI SETELAH PAJAK.
Rk = pendapatan (dan simpanan) dari proyek tersebut ,arus kas masuk selama periode k
Ek = Arus kas keluar selama tahun k untuk deduksi pengeluaran dan bunga.
Dk = Total dari semua non kas ,atau buku ,biaya selama tahun ,k
t = Effective income tax atas pendapatan biasa.
Tk = Pajak pendapatan yang di bayar selama tahun k


Persamaan sederhana (Pendapatan bersih sebelum kena pajak) – (jumlah liabilitas Pajak)
NIATk = (Rk-Ek-dk) – (Rk-Ek –dk)
Pendapatan kena pajak pajak pendapatan.




1.11.ILLUSTRASI dari PENGHITUNGAN (ATCF)
Semua permasalahan termasuk asumsi bahwa income tax expenses (tabungan) terjadi pada saat yang sama (tahun)karena revenue atau pengeluaran menaikkan pajak.

1.12.ANALISIS SETELAH PAJAK YANG MEMASUKKAN RENCANA KEUANGAN KHUSUS.
Masalah Ekonomi Teknik sejaauh ini secara implicit diasumsikan menghadapi sekelompok equity dan debt capital perusahaan yang digunakan untuk investasi dalam bidang teknik dan proyek Bisnis.
Pada bagian ini kita akan menunjukkan bagaimana menganalisis investasi modal dari sudut pandang equity investor (para pemegang saham)


1.13.EFEK SETELAH PAJAK DARI NILAI DEPLESIASI
Pendapatan dari investasi atas sumber daya alam tertentu bertujuan untuk membuat nilai deplesiasi sebelum pajak pendapatan dihitung.penentuan penyusutan (deplesiasi)dalam undang undang pajak dapat memberikan keunggulan ekonomis yang patut dipertimbangkan.
Nilai penyusutan (delesiasi) yang dideduksi dalam tahun yang diberikan mungkin berdasarkan pada presentase tetap dalam pendapatan kotor.(15% untuk sumur geothermal) (100% untuk barang Minyak dan Gas).