Selasa, 02 Maret 2010

Kurangi Polusi Udara Demi kelangsungan Hidup Kita



Kurangi Polusi Udara Demi kelangsungan Hidup Kita
Semenjak proses industrialisasi dan teknologi mengisi kehidupan kita, kondisi udara di bumi menurun drastis. Lihat saja negara China yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, ternyata juga memiliki pertumbuhan polusi udara yang luar biasa. Indonesia sendiri, telah kita rasakan, memiliki kualitas udara yang buruk.

Pada tahun 2006, pernah ada penelitian di Harvard dan dipublikasi di American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, bahwa mengurangi polusi udara akan mampu memperpanjang harapan hidup suatu daerah. Penelitian terbaru yang dipublikasi di New England Journal of Medicine, disebutkan bahwa di Amerika, umur harapan hidup bertambah 4,8 bulan setelah mereka mampu menurunkan kadar polusi udara di negara tersebut.

Para peneliti menyebutkan bahwa polutan udara - senyawa kimiawi dari berbagai sumber, debu, dan asap rokok merupakan polutan yang akan berkumpul di dalam paru-paru dan sering menyebabkan penyakit, antara lain penyakit paru-paru, penyakit jantung, dan stroke.

Merokok sendiri telah diketahui sebagai penyebab kanker paru-paru yang utama. Penelitian terbaru yang dipublikasi di BMC Cancer, juga pada akhirnya menyimpulkan adanya hubungan antara merokok dan peningkatan kematian akibat kanker, terutama kanker paru-paru.

Akhir-akhir ini, marak sekali pembicaraan tentang fatwa haram merokok yang akan dikeluarkan MUI. Selain itu ada pula peraturan pemerintah Jakarta yang mulai melarang merokok di tempat-tempat umum. Terlepas dari fatwa MUI, aturan larangan merokok merupakan kebijakan yang, menurut saya, baik. Usaha pemerintah untuk menurunkan kadar polusi udara di Indonesia patut didukung. Amerika sendiri telah mulai mencoba mengurangi polusi udara mulai tahun 1970, saat diberlakukan Clean Air Act. (yah, kita terlambat hampir 40 tahun :D), dan mereka kini telah merasakan hasilnya berupa peningkatan umur harapan hidup.

Jadi, anda mau hidup lebih lama?? Mulai lah bersahabat dengan udara, stop merokok, dan gunakan bahan bakar ramah lingkungan, dan kurangi polusi udara. Pemerintah juga harus mengeluarkan kebijakan yang ramah lingkungan, sebelum akhirnya kita menjadi korban dari kemarahan lingkungan itu sendiri...

(Gambar diambil dari http://www.physorg.com/newman/gfx/news/hongkongseen.jpg)

Kurangi Polusi Udara Demi kelangsungan Hidup Kita
Semenjak proses industrialisasi dan teknologi mengisi kehidupan kita, kondisi udara di bumi menurun drastis. Lihat saja negara China yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, ternyata juga memiliki pertumbuhan polusi udara yang luar biasa. Indonesia sendiri, telah kita rasakan, memiliki kualitas udara yang buruk.

Pada tahun 2006, pernah ada penelitian di Harvard dan dipublikasi di American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, bahwa mengurangi polusi udara akan mampu memperpanjang harapan hidup suatu daerah. Penelitian terbaru yang dipublikasi di New England Journal of Medicine, disebutkan bahwa di Amerika, umur harapan hidup bertambah 4,8 bulan setelah mereka mampu menurunkan kadar polusi udara di negara tersebut.

Para peneliti menyebutkan bahwa polutan udara - senyawa kimiawi dari berbagai sumber, debu, dan asap rokok merupakan polutan yang akan berkumpul di dalam paru-paru dan sering menyebabkan penyakit, antara lain penyakit paru-paru, penyakit jantung, dan stroke.

Merokok sendiri telah diketahui sebagai penyebab kanker paru-paru yang utama. Penelitian terbaru yang dipublikasi di BMC Cancer, juga pada akhirnya menyimpulkan adanya hubungan antara merokok dan peningkatan kematian akibat kanker, terutama kanker paru-paru.

Akhir-akhir ini, marak sekali pembicaraan tentang fatwa haram merokok yang akan dikeluarkan MUI. Selain itu ada pula peraturan pemerintah Jakarta yang mulai melarang merokok di tempat-tempat umum. Terlepas dari fatwa MUI, aturan larangan merokok merupakan kebijakan yang, menurut saya, baik. Usaha pemerintah untuk menurunkan kadar polusi udara di Indonesia patut didukung. Amerika sendiri telah mulai mencoba mengurangi polusi udara mulai tahun 1970, saat diberlakukan Clean Air Act. (yah, kita terlambat hampir 40 tahun :D), dan mereka kini telah merasakan hasilnya berupa peningkatan umur harapan hidup.

Jadi, anda mau hidup lebih lama?? Mulai lah bersahabat dengan udara, stop merokok, dan gunakan bahan bakar ramah lingkungan, dan kurangi polusi udara. Pemerintah juga harus mengeluarkan kebijakan yang ramah lingkungan, sebelum akhirnya kita menjadi korban dari kemarahan lingkungan itu sendiri...

(Gambar diambil dari http://www.physorg.com/newman/gfx/news/hongkongseen.jpg)





SARAN BAGI PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI JALAN RAYA
1. PAKAILAH MASKER UNTUK MENCEGAH ISP (infeksi saluran pernafasan)
Masa perubahan cuaca tidak menentu yang secara tak langsung juga dipicu global warming, berdampak buruk pada kesehatan bikers. Terutama pengendara yang bergelut dengan kemacetan lalu lintas. Mereka rawan dan rentan terkena beragam penyakit.
Asap, debu dan polusi udara kendaraan bermotor sudah bercampur, didukung cuaca tak menentu. Dalam sehari terjadi pagi panas menyengat, siang atau sore hujan turun, begitu sebaliknya. Kandungan zat paling berbahaya bersamaan dengan hujan memudahkan terhirup lewat lubang aliran pernapasan.

Jika diabaikan atau dianggap sepele tak heran dalam waktu dekat, efeknya dirasakan sendiri. Seperti muncul gejala batuk kering hingga rawan terkena penyakit infeksi saluran pernafasaan (ISP) yang kemungkinan besar bila didiamkan menuju level akut (ISPA).

Gejala batuk kering lebih mudah diketahui dan dapat segera diobati. Tapi pada infeksi saluran pernafasan, gejalanya kadang di luar dugaaan pasien. Gejala ISP paling mudah dideteksi yakni nafas kurang maksimal atau seperti kekurangan oksigen ketika pakai helm half face dan tanpa masker.

Tapi jika bagian bawah helm dan dagu ditutup telapak tangan, pernafasan sedikit lancar. Padahal pada fase itu sebenarnya saluran pernafaan sudah terinfeksi.

"Karena infeksi saluran pernafasan terjadi di dalam tubuh, wajar kalau suhu badan jadi tidak normal. Gejalanya mirip demam tinggi. Lalu demam berefek menyerang persendian seputar dada dan punggung (ngilu)," jelas dr. Deflin yang kerap menangani penyakit itu belakangan ini.

Agar tak menimpa brothers, dokter berpraktik di Klinik ESTI Jl. Bangka Raya, Jakarta Selatan ini menganjurkan pengendara dilengkapi standar keamanan helm full face, jaket dan masker. Paling penting diawali masker penutup mulut. Sebab fungsi masker selain penyaring partikel debu juga membuat suhu udara dihirup normal.

Tanpa masker, udara panas yang dihirup selama berkendara langsung masuk melalui hidung, tenggorokan, saluran pernafasan lalu ke paru-paru.

Apalagi udara jalanan bikin tenggorokan dan saluran pernapasan terasa kering. Deflin juga mewanti bikers segera minum air putih untuk menyegarkan tenggorokan. "Kalau dibiarkan lebih lama bisa lebih parah dan menjadi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) ungkapnya.

"Dan untuk menjaga kesehatan, pola makan sehat dan banyak minum air putih. Boleh juga ditambah vitamin kalau sehari-hari menempuh jarak jauh dengan motor," timpal dr. Khairul dari Grup Medik Meruya (GMM).
2. MANDI TEKAN MUNCULNYA BAKTERI
Keluhan lain yang diderita pengendara motor yakni kulit. Mulai kulit menghitam atau kusam karena terkena sinar matahari dan asap kendaraan, sampai muncul gejala bau badan (BB).

Kalau ini resepnya cuma satu, yaitu rajin bersihkan badan dengan sabun. Dengan begitu kulit lebih bersih, dan terhindar BB. Kalau perlu setelah mandi pakai pelembab kulit. Sebab hal ini minimal akan mengurangi efek terpaan matahari atau asap kendaraan.

Bau badan sendiri disebabkan karena bakteri jahat tumbuh subur di kulit. Terutama kulit yang lembab di seputar lekukan tubuh, seperti ketiak atau pangkal paha. Lalu untuk membersihkannya cukup dengan mandi pakai sabun dan mengeringkannya pakai handuk agar pertumbuhan bakteri di kulit terhambat.

"Pemakaian deodoran bisa mengurangi bau. Tapi kalau tidak diikuti mandi dan mengeringkan badan, malah bisa mempercepat pertumbuhan bakteri," tambah dr. Khairul yang murah senyum.
3. HINDARI IRITASI MATA
Kepadatan lalu lintas dapat menyebabkan mata peka terhadap polusi. Sala satu cotohnya mata gampang lelah, terkena sinar matahari, asap polusi kendaraan, asap rokok maupun semburan AC. Akibatnya mata gampang iritasi.

"Ultraviolet dan iritasi berulang mengakibatkan pterygium. Yaitu gangguan selaput di sekitar kornea mata. Tidak berbahaya sih, hanya mengganggu. Pengobatannya bisa dioperasi dengan prosedur sederhana," terang Dr. Doni V. Istiantoro, SpM dari Jakarta Eye Centre (JEC) Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Gangguan mata yang paling berbahaya jika ada partikel seperti kerikil masuk ke mata. "Saat bermotor, ada lemparan kerikil dengan power yang cukup keras ke mata, bisa menimbulkan kerusakan mata. Sebaiknya kalau bepergian dengan motor gunakan kacamata," paparnya.
4. JAGA KESEHATAN MATA
o Gunakan kacamata saat berkendara.
o Kedipkan mata untuk mengurangi beban konsentrasi dan mencegah mata kering.
o Cukup tidur dan istirahat.
o Jika memakai lensa kontak, pilih lensa yang kandungan airnya cukup.
o Jangan mengucek langsung, gunakan kain halus atau tisu steril.
Hindari kontak langsung dengan AC, ultraviolet dan asap rokok.
5. ISTIRAHAT APABILA MERASA LELAH ATAU MENGANTUK
Kurang istirahat,tidur dapat mengakibatkan kondisi badan menjadi mudah lelah bahkan mengantuk.dan kondisi tersebut sangat berbahaya bagi Anda pengendara motor maupun pemakai jalan yang lain. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,sebaiknya istirahat menepi untuk istirahat dan apabila kondisinya sudah segar bisa melanjuutkan perjalanan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar